7 Motif Batik Solo Yang Paling Populer

Solo sebagai salah satu Kota Batik memiliki beraneka ragam motif batik yang terus diproduksi secara turun menurun. Semakin berkembangnya teknologi, beragam teknik pembuatan juga dilakukan, mulai dari teknik batik tulis, batik cap maupun batik printing. Kampung Batik Laweyan dan Kauman menjadi dua daerah yang dikenal sebagai sentra kerajinan batik di Surakarta.


Ada ratusan bahkan ribuan jenis motif batik yang ada di Solo, baik motif batik tradisional maupun motif batik dengan desain baru. Beberapa motif batik tradisional di Solo yang paling populer diantaranya adalah :

1. Motif Parang


contoh gambar motif batik parang solo

Sebagaimana yang dikutip dari wikipedia.org, Batik Parang merupakan salah satu motif batik yang paling tua di Indonesia. Parang berasal dari kata Pereng yang berarti lereng. Perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Susunan motif S jalin-menjalin tidak terputus melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar huruf S diambil dari ombak samudra yang menggambarkan semangat yang tidak pernah padam. Batik ini merupakan batik asli Indonesia yang sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo).

Makna yang terkandung dalam Batik Parang ini adalah tentang nasihat agar seseorang yang mengenakan tidak pernah menyerah, kokoh seperti batu karang yang selalu diterjang ombak lautan. Selain itu, batik parang juga memberi gambaran tentang jalinan yang tidak pernah putusdalam upaya memperbaiki diri, memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga

2. Motif Kawung


contoh motif batik kawung solo

Batik kawung memiliki motif yang cukup sederhana, terbentuk dari pola bulatan mirip buah Kawung, sejenis buah kelapa atau yang  disebut buah kolang-kaling. Motif hiasan yang berupa rangkaian kombinasi lingkaran ini disusun berjejer rapi secara simetris dan geometris.

Motif batik kawung banyak dimaknai sebagai gambar bunga teratai dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Bagi orang Jawa bunga teratai sering diartikan sebagai umur yang panjang dan juga kesucian.

Pada masa lalu, motif batik kawung biasanya hanya boleh dipakai oleh kalangan kerajaan. Dengan mengenakan motif batik kawung ini, ia dapat mencerminkan kepribadian sebagai seorang pemimpin yang mampu mengendalikan hawa nafsu dan menjaga hati nurani.

3. Motif Sawat.




contoh motif batik sawat solo

Batik motif sawat berasal dari kata sawat atau sayap, adapula yang berpendapat bahwa kata sawat berasal dari kata syahwat atau nafsu. Motif ini dahulu dianggap sangat sakral dan hanya dipakai oleh raja dan keluarganya. Motif bentuk sayap yang disusun sedemikian rupa ini sering dimaknai sebagai burung garuda kendaraan Dewa Wisnu yang melambangkan kekuasaan atau raja.

Motif Batik sawat ini hingga kini masih sering digunakan oleh pasangan pengantin dalam acara prosesi pernikahan, filosofi batik sawat diyakni bisa melindungi kehidupan pemakainya.

4. Motif Sidomukti.


contoh gambar motif batik sidomukti

Motif Batik Sidomukti ini merupakan salah satu motif paling mudah ditemukan karena kepopulerannya. Motif Sidomukti banyak digunakan sebagai pakaian adat pengantin jawa khususnya masyarakat Solo.

Batik Sidomukti berasal dari kata sido yang artinya jadi, berkesinambungan, terus menerus dan dari kata mukti yang berarti bercukupan, hidup makmur, atau sejahtera.
Dengan mengenakan motif ini, kedua mempelai pengantin dimaksudkan agar dalam mengarungi kehidupannya dapat selalu bahagia dan dlilmpahkan rejeki. Motif ini memang menggambarkan sebuah harapan suatu kehidupan masa depan yang lebih baik, penuh kebahagiaan dan kesejahteraan, tanpa melupakan Tuhan yang telah memberi kehidupan.

5. Motif Truntum.


contoh gambar motif batik truntum

Jika motif batik Sidomukti sering dipakai oleh pasangan pengantin, maka motif batik truntum biasa dipakai oleh orang tua pengantin. Kata Truntum sering dimaknai sebagai penuntun, sehingga sebagai orang tua diharapkan selalu bisa dijadikan sebagai penuntun, panutan, atau contoh yang baik bagi anaknya dalam mengarungi hidup baru.

Motif Truntum yang diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) memiliki makna cinta yang tumbuh kembali. Beliau menciptakan motif ini sebagai sombol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa subur berkembang (tumaruntum). Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai.

6. Motif Satrio Manah.


Motif-Batik-Satrio-Manah-ukel

Motif Batik Satrio Manah sering dipakai oleh wali pengantin pria saat melakukan prosesi lamaran/meminang mempelai wanita. Makna dari motif ini adalah agar dalam lamarannya dapat diterima oleh pihak calon pengantin wanita beserta keluarganya.

Selain digunakan oleh wali pengantin pria, motif ini juga sering dipakai oleh calon pengantin pria saat melamar. Sesuai dengan arti katanya, motif ini diartikan sebagai seorang ksatria yang membidik pasangannya dengan busur dan panah, sedangkan mempelai wanitanya akan memakai batik dengan motif semen rante.

7. Motif Batik Semen Rante.


Motif Batik solo semen-rante-pethilan

Motif Semen Rante berasal dari kata semen/semi yang berarti tumbuh dan kata Rante berarti rantai yang melambangkan hubungan erat dan mengikat menyiratkan sebuah makna ikatan yang kokoh. Motif batik semen rantai sering dipakai oleh mempelai perempuan saat dipinang oleh lelaki pujaan hatinya yang mengenakan motif batik satrio manah.

Dengan motif Semen Rante ini,  pihak pengantin wanita mengkomunikasikan pada pasangannya bahwa ia menginginkan sebuah ikatan yang kuat dan kokoh sehingga tidak dapat dipisahkan. Jaman dahulu bila pihak calon mempelai wanita memakai motif batik semen rantai, maka bida dipastikan bahwa apapun lamarannya sudah pasti diterima.

Sumber:
http://kesolo.com/7-motif-batik-solo-yang-paling-populer/

Komentar